Selasa, Desember 01, 2009

Another Wedding Coming Soon..


Apa topik menulis hari ini??
Berhubung awal tahun depan keluargaku sedang mempersiapkan pernikahan kakak lelaki pertama jadi bagaimana kalau membahas tentang pernikahan dalam tradisi Chinese dan apa saja sih “pernak-pernik”-nya? Mungkin bagi kita anak muda yang hidup di jaman moderen, jika mengikuti aturan, syarat dan ketentuan adat seperti dulu akan kebayang pusing dan ribetnya dulu. (dan tentunya biaya – UUD : Ujung Ujung-nya DUIT)

Sebagai suku bangsa Tionghoa yang sudah turun temurun hidup di Indonesia (atau suku bangsa lainnya) tentunya tidak semua tradisi nenek moyang dapat dipenuhi semua, karena faktor iklim, tempat, sosiologi dan budaya yang sudah menyatu serta berbaur dengan budaya setempat.

Aku sudah beberapa kali membantu persiapan pernikahan saudara-saudara sepupu (baik yang cewek atau cowok) dan semuanya tentu saja berkesan. Nuansa merah yang melambangkan kebahagiaan, dan emas yang melambangkan kemakmuran sangat dominan, stiker aksara mandarin “Double Happiness” (xi “喜” – sebenarnya ini disebut “shuang xi” karena aksara “xi” itu kembar). Ada juga lambang Dragon & Phoenix (Naga = pria dan Phoenix = wanita), burung Magpie pembawa berkah, buah-buahan seperti jeruk, pir dan apel, kembang gula,bahan makanan dll.. dll.. (nanti kita lihat daftarnya)

Persiapan pernikahan diawali dengan proses lamaran – pemberian mahar, tukar-tukaran hantaran - sangjit (biasanya dengan jumlah genap berserta isinya yang beraneka macam dan memiliki arti masing-masing), hantaran koper berisi barang sehari-hari mempelai wanita ke mempelai pria sekaligus menghias kamar pengantin 送嫁妆 – sung ka cong, sampai hari H pernikahan, dengan acara tea-pay (jualan teh mahal nih!!! Haha kapaan lagii)

Biasanya aku kebagian menata dan merias hantaran-hantaran juga kamar pengantin (sambil berharap kapan giliran gue ya.. hehe ^_^) Ada satu yang selalu membuatku terharu.. Belasan tahun lalu, pertama kalinya sepupu perempuanku dari tante paling besar nikah (cucu pertama yang married) dan tanteku itu menyiapkan pita-pita merah berbagai ukuran (bersulam benang emas dipinggirnya) yang sekarang (mungkin) sudah tidak diproduksi (yang tentu saja mahal), sampai sekarang masih tersimpan dan selalu digunakan (dimodifikasi sedikit bentuknya). Jadi setiap ada yang mau meminjam pakainya, ku wanti-wanti jangan dibuang, walau bukan liat dari harganya tapi entah kenapa pita itu terlihat bagus..jadi turun temurun. Dan tersimpan rapi di dalam sekotak besar (yang sudah beranak pinak karena hibahan aksesoris dan pernak pernik dari sepupu-sepupi yang sudah nikah)

Kebetulan nenekku masih eksis dan pastinya akan ikut campur tangan (jadi dapat dibayangkan kan?) biarpun tidak terhitung mewah, tapi yang diutamakan adalah tradisi dan prosesinya. Kalau untukku pribadi ini adalah warisan yang harus dijaga (makanya aku berusaha untuk belajar dan mengerti esensinya, syukur2 bisa membantu melestarikan ilmu tradisi ini)

Oke.. let’s ce’gedot (bukan kejedot nihh) kira-kira (makna) Tradisi Pernikahan Chinese jadoel kaya apa sih dimulai dari Lamaran dan mahar, hantaran barang, hias kamar pengantin, tea-pay, pulang hari ke-3..

Continue..

Double Happiness - Cowok kiri cewek kanan
双喜 - 男左女右

1 komentar:

mia mengatakan...

Topik menarik fei, segera diteruskan ya? Karena sering juga ditanya kalo nikah ala Cina gimana? Dan saya yang seketika itu merasa jadi Cina gadungan cuma bisa mesem2, kagak tauuu :P